Kamis, 15 April 2010

pengembangan strategi pembelajaran

makalah donload disini

Problematika Pendidikan

DOWNLOAD MAKALAH

Kamis, 24 September 2009

Pengertian Pendidikan


BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu strategi untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan tersebut dapat melalui pendidikan secara formal dan non formal. Manusia dapat mengembangkan diri melalui pendidikan karena manusia menyadari hakikat siapa sebenarnya dirinya. Salah satu pengenalan manusia terhadap dirinya sendirian diri ádalah dengan aspek-aspek berikut:

1. Kemampuan Menyadari Diri : bentuk tersebut contohnya adalah menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain (ia, mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) di sekitarnya.Drijarkara (Drijarkara: 138) menyebutkan kemampuan tersebut dengan istilah ”meng-Aku”, yaitu kemampuan mengeksplorasi potensi-potensi yang ada pada aku, dan memahami potensi-potensi tersebut sebagai kekuatan yang dapat dikembangkan sehingga dapat berkembang ke arah kesempurnaan diri.

2. Kemampuan Bereksistensi : adalah kemampuan menempatkan diri dan menerobos sehingga dengan manusia terdapat unsur kebebasan. Jika manusia tidak ada kebebasan atau kemampuan bereksistensi, maka manusia tidak lebih dari hanya sekedar ”essensi” belaka, artinya ada hanya ”ber-ada” dan tidak pernah ”meng-ada” atau ”ber-eksistensi”. Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan.

3. Kata hati : (Conscience of Man) : Dengan adanya kata hati itu adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatannya sebagai manusia. Usaha untuk mengubah kata hati yang tumpul menjadi kata hati yang tajam disebut pendidikan kata hati. Realisasinya dengan jalan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi dengan tujuan agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang didasari oleh kata hati yang tajam.

4. Moral : Sering dikatakan etika atau perbuatan itu sendiri. Moral yang sinkron dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur). Pendidikanbermaksud menumbuhkembangkan etiket (kesopansantunan dan etika (keberanian/kemauan bertindak) yhang baik dan harus pada peserta didik.

5. Tanggung Jawab : Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntuk jawab, merupakan pertanda sifat orang yang bertanggung jawab. Tanggung jawab diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan sehingga sanksi apapun yang dituntukan (oleh kata hati, oleh masyarakat, oleh norma-norma agama, diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan.Oleh karena itulah pendidikan sangat penting bagi manusia untuk melatih moral sebagai pribadi yang baik dan bertanggung jawab.

6. Rasa Kebebasan : Rasa bebas atau merdeka (tidak merasa terikat oleh sesuatu) tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Rasa bebas tersebut harus berl;angsung dalam rasa keterikatan. Pendidikan untuk rasa bebas bertujuan menginternalisasikan nilai-nilai, aturan-aturan ke dalam dirinya, sehingga dirasakan sebagai miliknya.

7. Kewajiban dan Hak : Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbal sebagai manifestasi diri manusia sebagai makhluk sosial. Pemenuhan hak dan kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan karena keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Usaha untuk menumbuhkembangkan rasa wajib sehingga dihayati sebagai suatu usaha keniscayaan dapat ditempuh melalui pendidikan disiplin.

8. Kemampuan Menghayati Kebahagian : Manusia yang menghayati kebahagiaan adalah pribadi manusia yang menghayati segenap keadaan dan kemampuannya. Pendidikan mempunyai peranan penting sebagai wahana untuk menghantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan yaitu dengan jalan membantu mereka meningkatkan kualitas hubungannya dengan dirinya, lingkungannya, dan tuhannya.

Aspek-aspek tersebut dalam rangka meningkatkan pengembangan dirinya dan kualitas hidup manusia jalan utama adalah melalui pendidikan. Dalam, mendidik atau bertugas sebagai pendidik sangat penting mengetahui aspek-aspek hakekat manusia tersebut agar menjadi arah sesungguhnya atau tujuan paling utama meningkatkan kualitas hidup manusia. Pendidikan memiliki konsep dan pengertian yang luas dan batasan-batasan untuk dikaji lebih dalam. Salah satu tugas penting para pendidik adalah mengetahui, memahami dan dapat mengaplikasikan serta menerapkan kajian ilmu tentang konsep pendidikan.

Berdasarkan pemaparan diatas sehingga perlunya kajian ilmu pendidikan diangkat dalam tugas makalah ini. Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memahami konsep pendidikan yaitu pengertian pendidikan secara lebih mendalam yang diambil dari beberapa para ahli dan dari sumber yang menerangkan tentang pendidikan.

PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Secara hakekatnya pendidikan merupakan suatu proses yang tiada henti atau sering disebut pendidikan berkelanjutan, dimana pada dasarnya untuk mengembangkan diri harus mengikuti pendidikan terlebih dahulu agar dapat berkembang. Pemahaman tentang pengertian pendidikan pun harus dilihat dari baatasan-batasan tentang pendidikan. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Berikut merupakan pengertian pendidikan menurut ahli pendidikan, peraturan perundang-undangan serta sesuai sudut pandang bidang dan batasan pendidikan:

1. Pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia sehingga membuat manusia mempunyai kehidupan berbudaya. (Pidarta, 2 : 1997)

2. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

3. Pendidikan menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

4. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".

5. Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.(Lasula & Tirtarahardja, 33: 2005)

6. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi adalah Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. (Lasula & Tirtarahardja, 34: 2005)

7. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara yaitu : sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. (Lasula & Tirtarahardja, 35: 2005)

8. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja: diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. (Lasula & Tirtarahardja, 35: 2005)

9. Education act or experience that has a formative effect on the mind, character or physical ability of an individual. In its technical sense education is the process by which society deliberately transmits its accumulated knowledge, skills and values from one generation to another. (www.wikipedi.com)

10. Pendidikan Sebagai Sistem adalah sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumental input (guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).

Berdasarkan sepuluh pengertian diatas meskipun dijelaskan berdasarkan perbedaan, batasan dan landasan yang berbeda tapi dapat disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan suatu proses untuk membelajarkan manusia agar lebih berbudaya secara sadar dan berusaha mengembangkan pribadi individu tiap manusia agar dapat memiliki kemampuan yang dapat bermanfaaat untuk kemaslahatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu pendidikan berupa aktiviitas berdampak pada pikiran, atau karekter kemampuan tiap individu dari suatu pengalaman. Secara tekhnis pendidikan secara akumulatif mentransfer pengetahuan, kemampuan dan nilai dari satu generasi ke generasi yang lain. Secara keseluruhan untuk pelaksanaannya baik secara formal maupun non formal pendidikan dilakukan sebagai suatu sistem yang memiliki komponen dan saling bekerja satu sama lain untuk menghasilkan output yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.

B. Tujuan dan Proses Pendidikan

1. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Menurut Hummel (Sadulloh, 1994) bahwa tujuan pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis utama yaitu:

1. Authonomy: gives individuals and groups the maximums awarnes, knowledge, and ability so that they can manage their personal and collective life to the greatest possible extent

2. Equity: enable all citizanes to participate in cultural and economics life by covering them an equal basic education

3. Survival: permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage over the generation but also guide education towards mutual understanding and toward what has become a worldwide realization of common destiny.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional, yaitu: “Pendidikan nasional berfungsui mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab.

2. Proses pendidikan

Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

C. Unsur-Unsur Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

Ø Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.

Ø Individu yang sedang berkembang.

Ø Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

Ø Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4. Materi/Isi Pendidikan

Materi ini materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendali dan persatuan bangsa. Sedangkan se suai dengan kondisi lingkungan.

5. Konteks yang mempengaruhi pendidikan

b. Alat dan Metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.

Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan) Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB II

KESIMPULAN

Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk manusia yang berbudaya yang diambil dari pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam usaha secara sadar agar dapat bermafaat bagi masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga merupakan suatu hasil pengalaman yang membentuk pikiran dan perilaku. Pengalaman tersebut diambil dari pemindahan ilmu dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. Pendidikan termasuk suatu seni mengajar kepada seorang anak yang membentuk suatu sistem karena terdiri dari komponen dan unsur-unsur yang bekerja sama satu sama lain.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Berdasarkan Undang-udang pendidikan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab.

Unsur-unsur pendidikan terdiri dari, 1) Subjek yang dibimbing (peserta didik), 2) Orang yang membimbing (pendidik), 3) Materi/Isi Pendidikan, 4) Materi/Isi Pendidikan, 5) Konteks yang mempengaruhi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta




TUGAS KULIAH MAKALAH PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Oleh :  Yuhanah Mulyadi

Program Studi : Teknologi Pendidikan, PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNSRI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Teknologi adalah perkembangan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi juga sebagai alat untuk pemanfaatan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Teknologi pun memasuki berbagai bidang dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan efektifitas suatu produksi ataupun kegiatan untuk penggunanya. Dunia pendidikan pun tidak luput dari integrasi teknologi dalam rangka efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Teknologi dalam bidang pendidikan juga harus dapat dikembangkan dengan baik demi terwujudnya kehidupan bangsa yang cerdas yang tertuang dalam UUD 1945.
Bangsa yang cerdas berarti mengarah pada sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas berakar pada kualitas pendidikan yang juga berkualitas. Karena hakikatnya untuk mengembangkan diri manusis membutuhkan pendidikan agar dapat menjadi manusia yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat bangsa dan negara.
Manusia dapat mengembangkan diri melalui pendidikan karena manusia menyadari hakikat siapa sebenarnya dirinya. Salah satu pengenalan manusia terhadap dirinya sendirian diri ádalah dengan aspek-aspek berikut:
1. Kemampuan Menyadari Diri 
2. Kemampuan Bereksistensi 
3. Kata hati 
4. Moral 
5. Tanggung Jawab
6. Rasa Kebebasan 
7. Kewajiban dan Hak 
8. Kemampuan Menghayati Kebahagian
Aspek-aspek tersebut dalam rangka meningkatkan pengembangan dirinya dan kualitas hidup manusia jalan utama adalah melalui pendidikan. Dalam, mendidik atau bertugas sebagai pendidik sangat penting mengetahui aspek-aspek hakekat manusia tersebut agar menjadi arah sesungguhnya atau tujuan paling utama meningkatkan kualitas hidup manusia. Pendidikan memiliki konsep dan pengertian yang luas dan batasan-batasan untuk dikaji lebih dalam. Salah satu tugas penting para pendidik adalah mengetahui, memahami dan dapat mengaplikasikan serta menerapkan kajian ilmu tentang konsep pendidikan.
Teknologi merupakan salah satu pemecahan masalah dalam dunia pendidikan, karena dapat menembus batas ruang dan waktu. Integrasinya pun makin kuat pada masa globalisasi teknologi dapat menjadi sarana penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang sangat memiliki berbagai pulau yang berjauhan dan terpisah-pisah serta ragam budaya. Pemecahan masalah tersebut merupakan salah satu kepentingan dari teknologi pendidikan. 
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, tapi dikarenakan kekayaan Indonesia yang memiliki berbagai daerah hal tersebut membuat masih adanya daerah-daerah yang belum tersentuh pendidikan. Sangat diperlukan pembentukan sumber-sumber belajar agar masyarakat Indonesia yang belum terjangkau pendidikan merasakan bagaimana pembelajaran. Disinilah peran penting Teknologi Pendidikan.
Berdasarkan penjelasan penting sekali memahami terlebih dahulu apakah pengertian pendidikan, teknologi dan teknologi pendidikan serta aplikasinya dalam memecahkan masalah pendidikan. Peran teknologi pendidikan di Indonesia pun perlu dijelaskan sehingga dapat dipahami bagaimana mempraktekkan Teknologi Pendidikan sesuai kebutuhan dan berguna bagi bangsa Indonesia.



B.Rumusan Masalah
 Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul “Teknologi Pendidikan “, ini penulis membagi berdasarkan termonologi kata-kata dalam Teknologi Pendidikan serta aplikasinya yang akan menjadi rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apakah Konsep Pendidikan?
2. Apakah Pengertian Teknologi
3. Apakah Konsep Teknologi Pendidikan?
4. Apakah Perbedaan dengan Teknologi Pembelajaran?
5. Bagaimanakah Aplikasi Teknologi Pendidikan di Indonesia? 

C.Tujuan Penulisan Makalah:
1. Untuk mengetahui konsep Konsep Pendidikan?
2. Untuk mengetahui pengertian Teknologi
3. Untuk mengetahui konsep Teknologi Pendidikan?
4. Untuk mengetahui perbedaan dengan Teknologi Pembelajaran?
5. Untuk memperoleh gambaran tentang Aplikasi Teknologi Pendidikan di Indonesia? 

D.Sistematika Penulisan Makalah:
 Penulisan makalah dapat terlihat nyaman dan teratus maka ditulis dengan sistematika penulisan makalah yaitu sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan
Bab II : Pembahasan merupakan jawaban rumusan masalah dengan berupa penjelasan dan penjabaran dengan pembahasan secara lengkap dan sesuai tujuan pembuatan makalah
Bab III : Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran dari makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan
Secara hakekatnya pendidikan merupakan suatu proses yang tiada henti atau sering disebut pendidikan berkelanjutan, dimana pada dasarnya untuk mengembangkan diri harus mengikuti pendidikan terlebih dahulu agar dapat berkembang. Pemahaman tentang pengertian pendidikan pun harus dilihat dari baatasan-batasan tentang pendidikan. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Berikut merupakan pengertian pendidikan menurut ahli pendidikan, peraturan perundang-undangan serta sesuai sudut pandang bidang dan batasan pendidikan: 
1. Pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia sehingga membuat manusia mempunyai kehidupan berbudaya. (Pidarta, 2 : 1997)
2. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Pendidikan menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
4. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".
5. Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.(Lasula & Tirtarahardja, 33: 2005)
6. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi adalah Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. (Lasula & Tirtarahardja, 34: 2005)
7. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara yaitu : sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. (Lasula & Tirtarahardja, 35: 2005)
8. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja: diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. (Lasula & Tirtarahardja, 35: 2005)
9. Education act or experience that has a formative effect on the mind, character or physical ability of an individual. In its technical sense education is the process by which society deliberately transmits its accumulated knowledge, skills and values from one generation to another. (www.wikipedi.com)
10. Pendidikan Sebagai Sistem adalah sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumental input (guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
 Berdasarkan sepuluh pengertian diatas meskipun dijelaskan berdasarkan perbedaan, batasan dan landasan yang berbeda tapi dapat disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan suatu proses untuk membelajarkan manusia agar lebih berbudaya secara sadar dan berusaha mengembangkan pribadi individu tiap manusia agar dapat memiliki kemampuan yang dapat bermanfaaat untuk kemaslahatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu pendidikan berupa aktiviitas berdampak pada pikiran, atau karekter kemampuan tiap individu dari suatu pengalaman. Secara tekhnis pendidikan secara akumulatif mentransfer pengetahuan, kemampuan dan nilai dari satu generasi ke generasi yang lain. Secara keseluruhan untuk pelaksanaannya baik secara formal maupun non formal pendidikan dilakukan sebagai suatu sistem yang memiliki komponen dan saling bekerja satu sama lain untuk menghasilkan output yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.

B. Pengertian Teknologi
 Terminologi teknologi berasal dari kata “textere” (bahasa Latin) yang artinya “to weave or construct”, menenun atau membangun. Dalam bahasa Yunani teknologi berasal dari kata “Technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti systematetic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis. Arti lain dari Teknologi diambil dari kata Techne sebagai dasar yaitu art, skill dan science yang berarti keahlian, keterampilan, dan ilmu. 
 Selama ada teknologi suatu kegiatan dapat menjadi praktis dan mengefektifkan serta memecahkan masalah. Menurut Salibury (2002), bahwa teknologi itu merupakan usaha untuk memecahkan masalah manusia. Teknologi dapat dijadikan alat untuk pemanfaatan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan sehingga ada ungkapan IPTEK atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut Saettler bahwa teknologi tidak selamanya harus menggunakan mesin sebagaimana terbayangkan dalam pikiran kita selama ini, akan tetapi merujuk pada setiap kegiatan praktis yang menggunakan ilmu atau pengetahuan tertentu. 
Teknologi pada perkembangan yang makin modern mempunyai jangkauan hingga tidak sekedar teknologi berupa perangkat keras. Rogers (1986:1) mempunyai pandangan bahwa teknologi biasanya menyangkut aspek perangkat keras (terdiri dari material atau objek fisik), dan aspek perangkat lunak (terdiri dari informasi yang yang terkandung dalam perangkat keras). Semua perangkat tersebut berlangsung secara sistematis dan dapat membantu ilmu pengetahuan berkembang bahkan menjadi suatu bidang kajian ilmu.
Salisbury (2002:7) mengungkapkan bahwa teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan yang terorganisir secara sistematis untuk penyelesaian tugas-tugas secara praktis. Praktik penggunaan teknologi akan meningkatkan nilai tambah terhadap produk ilmu pengetahuan

C. Konsep Teknologi Pendidikan
Setelah dipahami pengertian dari pendidikan dan teknologi maka selanjutnya akan dibahasa konsep teknologi pendidikan. Banyak pandangan mengenai teknologi pendidikan. Kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Ada persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi atau bahan belajar. Pandangan lain juga memasukkan kurikulum bagian dari teknologi pendidikan tapi terselenggara secara berdampingan. Berikut merupakan 10 pengertian Teknologi Pendidikan :
1. Definisi teknologi pendidikan memuat tiga ide utama yaitu: 1. menggunakan konsep proses dibanding konsep produk; 2. menggunakan istilah massage dan media instrumentation dibanding istilah materials dan machine; dan 3. memperkenalkan bagian penting dari belajar dan teori komunikasi (Ely, 1963: 19).
2. Perumusan definisi versi tahun 1972 sehingga teknologi pendidikan dijadikan sebagai bidang kajian, yaitu: 1). keluasan pemaknaan learning resources; 2). kontribusi program individual or personal instruction, dan 3). pemanfaatan system approach. Ketiga konsep ini digabungkan ke dalam suatu pendekatan untuk memfasilitasi belajar, menciptakan keunikan, dan memiliki alasan untuk kepentingan pengembangan dalam bidang teknologi pendidikan.
3. Teknologi Pendidikan/pembelajaran menurut Council for educational Technology for the United Kingdiom (CET) : pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat bantu untuk memperbaiki proses belajar manusia
4. National centre for programmed,
 Teknologi pendidikan adalah penerapan ilmiah tentang belajar dan kondisi untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi pengajaran dan latihan.
5. Commission on Instructional Technology (USA)
 Teknologi Pendidikan adalah suatu cara sistematik tentang belajar dan mengajar dalam kerangka-kerangka khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan komunikasi dan mendayagunakan sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi menuju pengajaran yang lebih efektif
6. Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, peralatan, teknik dan peristiwa yang bertujuan untuk memberi kesan baik kepada pendidikan" (Crowell (1971):Encyclopedia of education) 
7. Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang di dalam pendidikan. Istilah teknologi Bidang pendidikan adalah sering dihubungkan dengna teknologi intervi atau teknologi pelajaran, tetapi sering dihubungkan dengan suatu istilah lebih luas, atau bidang studi mencakup yang lain dua orang. Teknologi bidang pendidikan dapat meliputi sistem selain dari itu berhubungan dengan pembelajaran.
8. Rumusan Teknologi Pendidikan Comission on Instructional Technology tahun 1970: Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
9. Berdasarkan AECT tahun 1977 Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
10. Konsep definisi versi AECT 2006 (Dona, etc, 2008: 1) adalah sebagai berikut: Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek yang etis dalam memberi kemudahan belajar dan perbaikan kinerja melalui kreasi, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber teknologi yang tepat.

D. Perbedaan dengan Teknologi Pembelajaran
Menurut Tom Cuthall (1999) Teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan pendekatan system untuk melakukan analisis, desain, dan pengembangan, implemetasi, evaluasi dan pengaolahan penggunaan teknologi untuk membantu memcahkan masalah belajar dan kinerja. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology dan hard technology) untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.
Konsep dan prinsip teknologi pembelajaran kemudian diperkaya oleh ahli-ahli bidang Psikologi, seperti Bruner (1966), dan Gagne (1974), ahli Cybernetic seperti Landa (1976), dan Pask (1976), serta praktisi seperti Gilbert (1969), dan Horn (1969), serta lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki ketertarikan atas pengembangan program pembelajaran. Walaupun teknologi pembelajaran termasuk masih prematur, akan tetapi usaha pengembangannya terus dilakukan secara kreatif dan teliti sehingga mampu memecahkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran, sampai kepada hal-hal mikro dalam tahapan tingkahlaku belajar peserta didik.
Definisi dari teknologi pembelajaran menurut AECT adalah: suatu teory dan praktek dari desain, development, utilization, management, dan evaluation dari proses dan sumber untuk belajar. Teknologi pembelajaran adalah suatu cara atau jalan untuk membuat belajar lebih efisien. Berdasarkan pengertian diatas teknologi pembelajaran terdiri dari 5 bidang garapan. Menurut Seels dan Richey (1994) bahwa demi menjaga keutuhan difinisi (teknologi pembelajaran) kegiatan-kegiatan dalam setipa kawasan teknologi pembelajaran dapat dikaitkan baik kepada proses maupun sumber pembelajaran. 
 Perkembangan yang pesat teknologi pembelajaran ini salah satunya adalah praktik teknologi pembelajaran harus tetap memperhatikan kawasan dan memegang konsep utama yang membatasinya serta memanfaatkan dukungan dari berbagai ilmu lain (Atwi Suparman; Buginingsih, 2000).

E. Aplikasi Teknologi Pendidikan di Indonesia
Berbagai usaha dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya melalui penggunaan media IT. Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan sebagai alasan-alasan untuk mendukung pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia sengan sekian banyak pulau yang terpencar-pencar dengan kontur permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat, IT sangat mampu menjadi pemecahan masalah pendidikan di Indonesia yaitu meratakan pendidikan di bumi nusantara, sebab IT mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauh yang tidak terbatas oleh ruang, jarak serta waktu. Perkembangan teknologi informasi yang mampu mengemas, menampilkan serta menyebarkan informasi pembelajaran baik dalam medium audio, visual, audio visual bahkan multimedia melahirkan konsep Virtual Learning. Konsep ini berkembang sehingga mampu mengemas kondisi dan realitas pembelajaran sebelumnya menjadi lebih menarik dan memberikan pengkondisian secara adatif kepada peserta didik di manapun mereka berada,. Beberapa universitas dan sekolah ( SMA ) di Indonesia sudah memanfaatkan media IT untuk memberikan berbagai informasi tentang pendidikan kepada masyarakat selain berfungsi sebagai media pendukung proses pembelajaran. Dengan penggunaan media IT peserta didik mampu mendapatkan informasi yang lebih luas dan mendalam tentang materi yang diajarkan di universitas / sekolah.






BAB III
KESIMPULAN

 
1. Konsep Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk manusia yang berbudaya yang diambil dari pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam usaha secara sadar agar dapat bermafaat bagi masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga merupakan suatu hasil pengalaman yang membentuk pikiran dan perilaku. Pengalaman tersebut diambil dari pemindahan ilmu dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. Pendidikan termasuk suatu seni mengajar kepada seorang anak yang membentuk suatu sistem karena terdiri dari komponen dan unsur-unsur yang bekerja sama satu sama lain.
  Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Berdasarkan Undang-udang pendidikan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab.

2. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah keahlian, keterampilan, dan ilmu. untuk memecahkan masalah manusia. Penerapan ilmu atau pengetahuan alat dan keterampiral tersebut terorganisir secara sistematis untuk penyelesaian tugas-tugas secara praktis. Praktik penggunaan teknologi juga akan meningkatkan nilai tambah terhadap produk ilmu pengetahuan



3. Konsep Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan memuat tiga ide utama yaitu: 1. menggunakan konsep proses dibanding konsep produk; 2. menggunakan istilah massage dan media instrumentation dibanding istilah materials dan machine; dan 3. memperkenalkan bagian penting dari belajar dan teori komunikasi. Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek yang etis dalam memberi kemudahan belajar dan perbaikan kinerja melalui kreasi, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber teknologi yang tepat.
Pengertian tersebut terkandung beberapa elemen berikut: 1) studi; 2) praktek yang etis; 3) kemudahan belajar; 4) perbaikan kinerja; 5) perbaikan kinerja; 6) kreasi, penggunaan, dan pengelolaan; 7) teknologi yang tepat; dan proses dan sumber.

4. Perbedaan dengan Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran merupakan suatu teory dan praktek dari desain, development, utilization, management, dan evaluation dari proses dan sumber untuk belajar. Teknologi pembelajaran adalah suatu cara atau jalan untuk membuat belajar lebih efisien.

5. Aplikasi Teknologi Pendidikan di Indonesia
Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu Teknologi Pendidikan di Indonesia harus mampu mengemas, menampilkan serta menyebarkan informasi pembelajaran baik dalam medium audio, visual, audio visual bahkan multimedia melahirkan konsep Virtual Learning. Konsep ini berkembang sehingga mampu mengemas kondisi dan realitas pembelajaran sebelumnya menjadi lebih menarik dan memberikan pengkondisian secara adatif kepada peserta didik di manapun mereka berada.



DAFTAR PUSTAKA

AECT, 1970. The Definition of Educational Technology. Washington : AECT.
AECT, 1977. The Definition of Educational Technology. Washington : AECT.
Octanary, Siti, Dina, 2008. New Trends in Educational Technology. Bandung, Seminar Internasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Seels, Barbara B. Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Domain. Washington: AECT.