BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu strategi untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan tersebut dapat melalui pendidikan secara formal dan non formal. Manusia dapat mengembangkan diri melalui pendidikan karena manusia menyadari hakikat siapa sebenarnya dirinya. Salah satu pengenalan manusia terhadap dirinya sendirian diri ádalah dengan aspek-aspek berikut:
1. Kemampuan Menyadari Diri : bentuk tersebut contohnya adalah menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain (ia, mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) di sekitarnya.Drijarkara (Drijarkara: 138) menyebutkan kemampuan tersebut dengan istilah ”meng-Aku”, yaitu kemampuan mengeksplorasi potensi-potensi yang ada pada aku, dan memahami potensi-potensi tersebut sebagai kekuatan yang dapat dikembangkan sehingga dapat berkembang ke arah kesempurnaan diri.
2. Kemampuan Bereksistensi : adalah kemampuan menempatkan diri dan menerobos sehingga dengan manusia terdapat unsur kebebasan. Jika manusia tidak ada kebebasan atau kemampuan bereksistensi, maka manusia tidak lebih dari hanya sekedar ”essensi” belaka, artinya ada hanya ”ber-ada” dan tidak pernah ”meng-ada” atau ”ber-eksistensi”. Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan.
3. Kata hati : (Conscience of Man) : Dengan adanya kata hati itu adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatannya sebagai manusia. Usaha untuk mengubah kata hati yang tumpul menjadi kata hati yang tajam disebut pendidikan kata hati. Realisasinya dengan jalan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi dengan tujuan agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang didasari oleh kata hati yang tajam.
4. Moral : Sering dikatakan etika atau perbuatan itu sendiri. Moral yang sinkron dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur). Pendidikanbermaksud menumbuhkembangkan etiket (kesopansantunan dan etika (keberanian/kemauan bertindak) yhang baik dan harus pada peserta didik.
5. Tanggung Jawab : Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntuk jawab, merupakan pertanda sifat orang yang bertanggung jawab. Tanggung jawab diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan sehingga sanksi apapun yang dituntukan (oleh kata hati, oleh masyarakat, oleh norma-norma agama, diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan.Oleh karena itulah pendidikan sangat penting bagi manusia untuk melatih moral sebagai pribadi yang baik dan bertanggung jawab.
6. Rasa Kebebasan : Rasa bebas atau merdeka (tidak merasa terikat oleh sesuatu) tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Rasa bebas tersebut harus berl;angsung dalam rasa keterikatan. Pendidikan untuk rasa bebas bertujuan menginternalisasikan nilai-nilai, aturan-aturan ke dalam dirinya, sehingga dirasakan sebagai miliknya.
7. Kewajiban dan Hak : Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbal sebagai manifestasi diri manusia sebagai makhluk sosial. Pemenuhan hak dan kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan karena keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Usaha untuk menumbuhkembangkan rasa wajib sehingga dihayati sebagai suatu usaha keniscayaan dapat ditempuh melalui pendidikan disiplin.
8. Kemampuan Menghayati Kebahagian : Manusia yang menghayati kebahagiaan adalah pribadi manusia yang menghayati segenap keadaan dan kemampuannya. Pendidikan mempunyai peranan penting sebagai wahana untuk menghantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan yaitu dengan jalan membantu mereka meningkatkan kualitas hubungannya dengan dirinya, lingkungannya, dan tuhannya.
Aspek-aspek tersebut dalam rangka meningkatkan pengembangan dirinya dan kualitas hidup manusia jalan utama adalah melalui pendidikan. Dalam, mendidik atau bertugas sebagai pendidik sangat penting mengetahui aspek-aspek hakekat manusia tersebut agar menjadi arah sesungguhnya atau tujuan paling utama meningkatkan kualitas hidup manusia. Pendidikan memiliki konsep dan pengertian yang luas dan batasan-batasan untuk dikaji lebih dalam. Salah satu tugas penting para pendidik adalah mengetahui, memahami dan dapat mengaplikasikan serta menerapkan kajian ilmu tentang konsep pendidikan.
Berdasarkan pemaparan diatas sehingga perlunya kajian ilmu pendidikan diangkat dalam tugas makalah ini. Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memahami konsep pendidikan yaitu pengertian pendidikan secara lebih mendalam yang diambil dari beberapa para ahli dan dari sumber yang menerangkan tentang pendidikan.
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Secara hakekatnya pendidikan merupakan suatu proses yang tiada henti atau sering disebut pendidikan berkelanjutan, dimana pada dasarnya untuk mengembangkan diri harus mengikuti pendidikan terlebih dahulu agar dapat berkembang. Pemahaman tentang pengertian pendidikan pun harus dilihat dari baatasan-batasan tentang pendidikan. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Berikut merupakan pengertian pendidikan menurut ahli pendidikan, peraturan perundang-undangan serta sesuai sudut pandang bidang dan batasan pendidikan:
1. Pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia sehingga membuat manusia mempunyai kehidupan berbudaya. (Pidarta, 2 : 1997)
2. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Pendidikan menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
4. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".
5. Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.(Lasula & Tirtarahardja, 33: 2005)
6. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi adalah Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. (Lasula & Tirtarahardja, 34: 2005)
7. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara yaitu : sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. (Lasula & Tirtarahardja, 35: 2005)
8. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja: diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. (Lasula & Tirtarahardja, 35: 2005)
9. Education act or experience that has a formative effect on the mind, character or physical ability of an individual. In its technical sense education is the process by which society deliberately transmits its accumulated knowledge, skills and values from one generation to another. (www.wikipedi.com)
10. Pendidikan Sebagai Sistem adalah sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumental input (guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
Berdasarkan sepuluh pengertian diatas meskipun dijelaskan berdasarkan perbedaan, batasan dan landasan yang berbeda tapi dapat disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan suatu proses untuk membelajarkan manusia agar lebih berbudaya secara sadar dan berusaha mengembangkan pribadi individu tiap manusia agar dapat memiliki kemampuan yang dapat bermanfaaat untuk kemaslahatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu pendidikan berupa aktiviitas berdampak pada pikiran, atau karekter kemampuan tiap individu dari suatu pengalaman. Secara tekhnis pendidikan secara akumulatif mentransfer pengetahuan, kemampuan dan nilai dari satu generasi ke generasi yang lain. Secara keseluruhan untuk pelaksanaannya baik secara formal maupun non formal pendidikan dilakukan sebagai suatu sistem yang memiliki komponen dan saling bekerja satu sama lain untuk menghasilkan output yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.
B. Tujuan dan Proses Pendidikan
1. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Menurut Hummel (Sadulloh, 1994) bahwa tujuan pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis utama yaitu:
1. Authonomy: gives individuals and groups the maximums awarnes, knowledge, and ability so that they can manage their personal and collective life to the greatest possible extent
2. Equity: enable all citizanes to participate in cultural and economics life by covering them an equal basic education
3. Survival: permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage over the generation but also guide education towards mutual understanding and toward what has become a worldwide realization of common destiny.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional, yaitu: “Pendidikan nasional berfungsui mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
2. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
C. Unsur-Unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
Ø Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
Ø Individu yang sedang berkembang.
Ø Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Ø Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Materi/Isi Pendidikan
Materi ini materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendali dan persatuan bangsa. Sedangkan se suai dengan kondisi lingkungan.
5. Konteks yang mempengaruhi pendidikan
b. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan) Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
BAB II
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk manusia yang berbudaya yang diambil dari pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam usaha secara sadar agar dapat bermafaat bagi masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga merupakan suatu hasil pengalaman yang membentuk pikiran dan perilaku. Pengalaman tersebut diambil dari pemindahan ilmu dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. Pendidikan termasuk suatu seni mengajar kepada seorang anak yang membentuk suatu sistem karena terdiri dari komponen dan unsur-unsur yang bekerja sama satu sama lain.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Berdasarkan Undang-udang pendidikan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
Unsur-unsur pendidikan terdiri dari, 1) Subjek yang dibimbing (peserta didik), 2) Orang yang membimbing (pendidik), 3) Materi/Isi Pendidikan, 4) Materi/Isi Pendidikan, 5) Konteks yang mempengaruhi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar